LENSADAKWAH.COM – Dalam masalah toleransi Muhammadiyah telah melakukan, bukan hanya sekedar menyuarakan. Hal ini yang disampaikan oleh Muchamad Arifin di depan jamaah pengajian Rabu ba’da Shubuh di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya. Rabu, 11 Desember 2024.
Sekilas pemandangan kegiatan tanwir Muhammadiyah yang diselenggarakan di Kupang Nusa Tenggara Timur telah menjadi pelajaran penting dalam mempraktekkan toleransi di tengah keberagaman,perbedaan antar suku, ras dan agama. Jelas ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah kepada jamaah kajian.
Pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). 4-6 Desember 2024 menunjukkan nilai-nilai toleransi yang menjadi bagian penting dari kehidupan berbangsa dan beragama. Beberapa hal yang mencerminkan sikap toleransi dalam pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Kupang merupakan teladan yang baik dalam masalah toleransi di tengah keberagaman yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kupang, yang mayoritas penduduknya beragama Kristen, dipilih sebagai tempat pelaksanaan Tanwir. Hal ini menunjukkan sikap Muhammadiyah dalam membangun dialog lintas agama dan menciptakan harmoni di tengah keberagaman, yang memang harus dibangun di dalam negara yang kaya dengan perbedaan suku, ras, budaya dan agama.
Pelaksanaan tanwir, Muhammadiyah bekerja sama dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat untuk menyukseskan acara tersebut, merupakan sikap saling mennghormati mencerminkan sebagai ikhtiar membangun persaudaraan kebangsaan di tengah perbedaan.
Pelaksanaan Tanwir Muhammadiyah di Kupang tidak hanya menjadi ajang konsolidasi organisasi tetapi juga simbol semangat kebersamaan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang menjadi fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pidato penutupan Haedar Nashir dalam Tanwir Muhammadiyah di Kupang, NTT, menyoroti pentingnya kontribusi Muhammadiyah dalam membangun kemakmuran yang inklusif dan berkelanjutan bagi semua lapisan masyarakat. Haedar menekankan bahwa tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” sejalan dengan cita-cita Muhammadiyah untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk di wilayah seperti NTT yang mayoritas penduduknya non-Muslim.
Haedar juga menegaskan pentingnya peran Muhammadiyah dalam pendidikan dan dakwah yang inklusif, seperti yang terlihat dari Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), di mana sebagian besar mahasiswanya berasal dari komunitas Kristen dan Katolik. Hal ini menunjukkan semangat “Muhammadiyah untuk Semua,” yang tidak hanya berorientasi pada umat Islam, tetapi juga pada seluruh umat manusia demi kemajuan bersama.
Pidato ini juga menggarisbawahi perlunya kerjasama lintas sektor dan dukungan dari berbagai pihak untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia Timur. Haedar menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden RI Prabowo Subianto dan tokoh-tokoh lainnya yang turut hadir, menandakan dukungan besar bagi Muhammadiyah sebagai gerakan berkemajuan
Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang, NTT, menyoroti pentingnya pemerintahan yang bersih, persatuan, dan semangat kebangsaan. Beliau menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengelolaan anggaran yang transparan dan adil. Prabowo juga menyampaikan apresiasi atas kontribusi Muhammadiyah dalam membangun bangsa, termasuk di bidang pendidikan, kesehatan, dan dakwah yang merangkul semua golongan.
Presiden juga mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian, dengan mencontohkan konflik global seperti di Timur Tengah dan Ukraina. Beliau menekankan bahwa perdamaian adalah anugerah yang harus dijaga, mengingat Indonesia sebagai negara yang kaya sumber daya alam sering menjadi incaran pihak luar. Selain itu, Prabowo mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mempererat sinergi demi kemajuan bangsa, meneladani nilai-nilai patriotisme yang telah ditanamkan oleh tokoh-tokoh besar Muhammadiyah seperti Jenderal Soedirman.