LENSADAKWAH.COM – Kajian Rabu ba’da Shubuh, 25 Desember 2024 di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya mengangkat tema “Muhasabah Akhir Tahun 2024”, disampaikan oleh ustad Muchamad Arifin.
Dalam muqaddimahnya, ustad Arifin mengajak kepada seluruh jamaah di akhir tahun 2024 ini melakukan muhasabah diri terhadap apa yang sudah kita lakukan sebagai koreksi untuk menyiapkan hari esuk yang lebih baik.
Muhasabah diri (introspeksi atau evaluasi diri) memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan rutin melakukan muhasabah, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, sabar, dan bijak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Muhasabah membantu kita menilai apakah tindakan sehari-hari sudah sesuai dengan tujuan hidup kita sebagai hamba Allah. Dengan demikian, kita dapat menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna.
Allah dalam firmanNya menyampaikan:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. QS. Al Hasyr: 18
Hari esok” (ghadan) dalam ayat ini merujuk kepada hari akhirat, yaitu hari pembalasan di mana setiap manusia akan mempertanggungjawabkan amal perbuatannya selama di dunia. Hal ini menekankan pentingnya mempersiapkan bekal berupa amal shaleh untuk menghadapi kehidupan setelah mati.
Imam Qurtubi dalam tafsirnya menyebutkan: “Hari esok” adalah metafora untuk hari kiamat, karena hari itu pasti datang seperti halnya hari esok dalam kehidupan dunia. Manusia diminta memperhatikan amal yang telah mereka lakukan, karena amal itulah yang akan menentukan keadaan mereka di akhirat.
Ibnu Katsir menjelaskan: Ayat ini adalah peringatan agar setiap muslim memperhatikan amal perbuatannya di dunia, baik yang kecil maupun besar, karena semua itu akan diperlihatkan di akhirat. Kata “hari esok” digunakan untuk memberikan kesan dekatnya waktu itu, meskipun kiamat terasa jauh.
Ayat di atas mengajarkan kita untuk:
Muhasabah Diri: Selalu mengevaluasi perbuatan kita setiap hari, apakah telah sesuai dengan perintah Allah atau belum. Misalnya, apakah kita sudah melaksanakan shalat tepat waktu, berbuat baik kepada orang lain, atau menghindari perbuatan maksiat.
Memprioritaskan Akhirat: Menyadari bahwa dunia hanyalah tempat sementara, sedangkan akhirat adalah kehidupan yang kekal. Oleh karena itu, amal kebaikan dan ketakwaan harus menjadi prioritas utama dalam hidup.
Bersiap dengan Amal Shaleh: Seperti halnya seseorang mempersiapkan hari esok di dunia dengan bekerja dan menabung, maka lebih penting lagi untuk mempersiapkan “hari esok” akhirat dengan amal shaleh.