LENSADAKWAH.COM – Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) selenggarakan kegiatan Pelatihan Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah Tingkat Nasional dengan diikuti oleh duta dari Daerah seluruh Indonesia. Jumat-Ahad/ 11-13 Oktober 2024.
Salah satu materi yang disajikan dalam pelatihan tersebut adalah Resolusi Konflik Antar Umat Beragama yang disampaikan oleh Muchamad Arifin ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam mengawali paparannya Muchamad Arifin mengutip ayat dalam Al Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. QS. Al Hujurat: 13
Materi resolusi antar umat beragama yang disajikan pada pelatihan muballigh mahasiawa Muhammadiyah ini sungguh penting karena kita yang ditakdirkan hidup di Indonesia yang kaya dengan keberagamana suku, ras, budaya, agama, bahasa dan seterusnya akan bisa menjadi potensi konflik jika tidak menjaganya dengan baik.
Perbedaan yang ada di muka bumi karena kehendah Sang Maha Pencipta, yaitu Allah awt. Tugas kita adalah merawat persatuan ditengah perbedaan dengan saling mengenal لِتَعَارَفُوْا dan menghormati bukan saling memusuhi, dengan tetap ikhtiar menjadi yang terbaik di hadapanNya اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
Filosofi Bhineka Tunggal Ika yang di gagas oleh para pendiri negara kita yang tertulis dalam pita yang dicengkram oleh kaki burung garuda merupakan simbul nerara kita mengandung makna bahwa keberagaman harus diakui, dihargai, dan disatukan dalam semangat persatuan bangsa Indonesia yang hidup di tengah keberagaman.
Dalam ayat Al Qur’an kita juga diperintahkan untuk berpegang teguh dalam ayatNya dan melarang bercerai berai karena perbedaan. Sebagaimana tersurat dalam ayat:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْاۖ وَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. QS. Ali Imran: 103
Toleransi Dalam Beragama
Toleransi dalam hidup di tengah keberagaman adalah kewajiban yang harus dilakukan. Toleransi yang dimaksud disini adalah rasa saling menghormati, menghargai bukan saling mengikuti. Disana sini masih banyak yang salah memahami dalam mempraktekkan toleransi, dengan saling mengikuti praktek dalam menjalankan agama, akhrnya kacau.
Dalam urusan akidah tidak ada toleransi, yang ada toleransi adalah urusan kehidupan, bersosial bermasyarakat demi terwujudnya kerukunan dan rasa damai dan aman. Oleh karenya kami tegaskan kembali bahwa toleransi beragama adalah menghormasi bukan mengikuti.
Moderasi Beragama
Moderasi beragama bagian dari ikhtiar resolusi konflik antar umat beragama. Moderasi beragama adalah ikhtiar mengatur tatacara hidup beragama di tengah keberagaman. Moderasi beragama bukan mengatur agama tetapi mengatur tata cara menjalan agama di tengah perbedaan agar terhindar dari hal yang dapat menimbulkan konflik antar pemeluk agama.
Ketua LDK PP Muhammadiyah yang juga Instruktur Nasional Moderasi Beragama (IN-MB) Kementrian Agama ini menjelaskan jika masing-masing pemeluk agama mampu mempraktekkan ajaran agama masing-masing dengan baik, insyaallah tidak akan ada konflik antar pemeluk agama. Karema tidak satupun ajaran agama yang mengajarkan permusuhan. Dalam Islam kita sering mendengar لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ yang artinya Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
Paparan materi resolusi konflik antar umat beragama yang di mulai pukul 20.00 diikuti dengan cukup antusias oleh peserta pelatihan karena disajikan dengan penuh gembira dengan beberapa vidio pendukung serta ice breaking menjadikan acara semakin asyik hingga betakhir tepat pukul 22.00.
Acara berakhir dengan foto bersama dan pemberian cindera mata oleh panitia dari DPP IMM kepada narasumber ustad Muchamad Arifin. UMA