LENSADAKWAH.COM – Jangan menjadi bagian dari yang salah dalam mempraktekkkan maksud dari toleransi. Apalagi sudah salah di viral-viralkan.
Inilah jawaban yang disampaikan oleh Muchamad Arifin atas pertanyaan melalui chat dari salah satu kontributor media online terkait pemaknaan dari isu toleransi yang sering salah kaprah.
Jadi toleransi itu adalah usaha untuk saling menghormati bukan saling mengikuti di tengah perbedaan dalam memahami perbedaan pendapat, paham, budaya, agama dan seterusnya demi mewujudkan hidup damai ditengah perbedaan dan keberagaman.
Perbedaan itu adalah kenyataan yang terjadi dan tidak bisa di hindari. Tugas kita sebagai makhluk yang hidup ditengah perpedaan adalah saling menghormati dan menghargai.
Mari kita perhatikan salah satu dari ayat Allah yang berbunyi:
اَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. QS. Al Hujurat: 13
Ada hikmah yang dapat diambil dikutip dari tafsir al Muyassar, yaitu:
Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari satu bapak, yaitu Adam dan satu ibu yaitu Hawwa. Maka janganlah merasa lebih utama di antara sebagian kalian atas sebagian yang lain dari sisi nasab. Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku melalui proses berketurunan, agar sebagian dari kalian mengenal sebagian yang lain. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa dan Maha teliti terhadap mereka.