Lensadakwah.com – Hanya ada dua pilihan yang harus dilakukan ketika menghadapi persoalan, yaitu bicara yang benar penuh manfaat atau diam.
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.”
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
Terbukanya ruang di media sosial sepert: YouTube Facebook, whatsaap, Instagram, LinkedIn, Twitter, TikTok, dan Telegram seringkali menjadikan kita lupa, tanpa sadar bahwa apa yang kita upload dan yang kita tulis membawa dampak bagi yang lain.
Kita harus ingat, bahwa orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam.
Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.
Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara
Tetapi faktanya di media sosial yang ada lebih banyak bicaranya dari pada mendengarnya. Bahkan hanya karena ingin mendapatkan like dan subscribe tidak sedikit yang mengumbar bicara walaupun harus jual diri dan menjual saudaranya.
JANGAN ASAL POSTING
Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan.
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya
Sebagai seorang muslim hendahnya selalu bisa menjaga bicaranya. Karena apa yang dibicarakan baik melalui narasi atau dikeluarkan langsung lewat mulut akan dimintak pertanggung jawaban dihadapan Allah swt.
إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوولًا
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ QS. Al-Isra’:36
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ QS. Qaf :18
Ruang bebas yang ada di media sosial marilah kita jadikan sebagai media dakwah. Media yang banyak manfaat bagi sesama. Karena manusia yang baik adalah manusia yang bermanfaat bagi yang lainnya.
Nasrun minallah, pertolongan itu datang dari Allah, wa fathun qarib dan kemenangan itu sudah dekat. Wa bassyiril mu’minin dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang beriman

Sumber : Divisi Dakwah Digital LDK PP Muhammadiyah

Ketua LDK PP Muhammadiyah