Oleh: Muchamad Arifin
LENSADAKWAH.COM – Bertahan diri dalam menjaga kesucian diri itu susah. Tetapi bukan berarti tidak bisa. Menjadi manusia yang baik, bersih dari penyakit hati memang sungguh berat. Oleh karenanya Allah menyampaikan bahwa orang yang beruntung adalah orang yang mampu mempertahankan diri kesuciannya dan orang yang rugi adalah orang yang mengotorinya.
Orang yang menyucikan jiwanya serta menghiasinya dengan sifat-sifat kebaikan dan mengosongkannya dari sifat-sifat buruk telah menang dengan mendapatkan apa yang diinginkannya.
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ
Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). QS. Asy Syam:9
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ
Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. QS. Asy Syam: 10
Orang yang menyucikan jiwanya serta menghiasinya dengan sifat-sifat kebaikan dan mengosongkannya dari sifat-sifat buruk telah menang dengan mendapatkan apa yang diinginkannya.
Kaum Samud, yang dahulu tinggal di sebelah selatan Madinah, adalah contoh manusia yang mengotori jiwa dengan kekafiran dan maksiat. Kaum Šamud telah mendustakan rasulnya, yaitu Nabi Saleh, karena mereka melampaui batas dalam keingkaran terhadap ajakan nabi mereka dan melakukan tindakan yang penuh dosa.