LENSADAKWAH.COM – Alat ukur manusia dikatakan baik adalah apabila mereka mampu menjadikan hidupnya bermanfaat bagi sesama. Inilah kutipan dari apa yang disampaikan ustad Muchamad Arifin di Masjid Al Ihsan Jl. Dahlia No. 04, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Jumat, 23 Agustus 2024.
Dalam khutbahnya ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah tersebut mengajak kepada jamaah untuk menjadi manusia yang penuh manfaat hidupnya bagi sesama. Sambil mengutip sebuah hadits yang berbunyi:
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.” (HR Ath-Thabari).
Hadits di atas adalah alat ukur bagi kita semua ketika akan melakukan kegiatan apapun. Oleh karena itu mari semua aktivitas kita di atas bumi Allah ini memiliki manfaat bagi sesama.
Apa yang kita lihat bersama dimana masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan kerusakan lainnya tidak lepas dari kurangnya bersyukur dan tidak menjadikan azas manfaat sebagai alat ukur dalam menjalankan amanah sebagai khalifah.
Manusia mendapatkan amanah sebagai khalifah untuk mengelolah apa yang ada di muka bumi dengan baik. Mengelolahnya dengan penuh amanah. Kasih sayang dan manfaat bagi sesama serta yang apa akhir kelak akan dimintai pertanggung jawapan di hadapanNya.
Mari kita ingat akan peringatan Allah dalam ayatNya:
وَاتَّقُوْا يَوْمًا لَّا تَجْزِيْ نَفْسٌ عَنْ نَّفْسٍ شَيْـًٔا وَّلَا يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَّلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَّلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ
Dan takutlah kamu pada hari, (ketika) tidak seorang pun dapat membela orang lain sedikit pun. Sedangkan syafaat dan tebusan apa pun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong. QS. Al Baqarah: 48
Ayat di atas mengingatkan kepada kita akan datangnya waktu dimana pada saat itu tidak lagi bisa kompromi untuk melakukan rekayasa dalam semua urusan apapun sebagaimana ketika masih di dunia. Setiap manusia akan mempertanggung jawapkan semua yang dilakukan di muka bumi sebagai khalifah.