LENSADAKWAH. COM – Memahami tauhid sangat penting bagi seorang Muslim karena tauhid adalah inti dan dasar dari ajaran Islam. Tauhid berasal dari kata “wahhada” yang berarti “mengesakan” atau “menyatakan satu.” Secara istilah, tauhid berarti keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tanpa sekutu dalam sifat, nama, ataupun kekuasaan-Nya.
Hal di atas yang dijelaskan oleh Achmad Fawaid ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pamekasan Madura di depan jamaah Kajian Ba’da Maghrib di Masjid At-Taqwa Pogot Surabaya. Ahad, 22 Desember 2024.
Dalam muqaddimahnya, Ustad Achmad Fawaid mengutip Al-Qur’an Surah Muhammad ayat 19, “Fa’lam annahu laa ilaaha illallah” (ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah). Beliau juga menyampaikan ungkapan Imam Al-Ghazali, “Awalu waajibin ‘alal abdi huwa ma’rifatullah” (kewajiban pertama seorang hamba adalah mengenal Allah). Penjelasan ini menekankan pentingnya tauhid sebagai landasan utama dalam kehidupan beragama.
Selain penjelasan ilmiah, kajian ini diselingi dengan kisah-kisah inspiratif yang memberikan ibrah (pelajaran) kepada para jamaah. Dengan penyampaian yang ringan namun berbobot, Ustad Fawaid mengajak jamaah untuk memahami makna tauhid tidak hanya secara teoretis, tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ustad Fawaid juga menjelaskan metode pembelajaran agama di Muhammadiyah yang terdiri dari empat langkah utama: memahami dalil Al-Qur’an, memahami dalil hadis, memahami maksudnya, dan yang terakhir, mengamalkannya. “Ilmu agama tidak hanya untuk diketahui, tetapi harus dipraktikkan agar membawa manfaat dalam kehidupan,” tegasnya.
Dalam kajian tersebut, beliau mengingatkan bahwa perintah salat lima waktu tidak diturunkan pada awal kenabian Rasulullah. Selama 10 tahun pertama, fokus dakwah Nabi adalah membangun ketauhidan dan mengenalkan Allah kepada masyarakat jahiliyah. Setelah mereka memahami dan beriman, barulah perintah-perintah syariat seperti salat dan zakat diturunkan.
Pesan penting dari kajian ini adalah bahwa mengenal Allah (makrifatullah) merupakan kunci untuk mencintai perintah-perintah-Nya. “Orang yang mengenal Allah tidak akan menyepelekan perintah-Nya. Sebaliknya, ia akan melaksanakannya dengan penuh keikhlasan, karena yang memerintahkan adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang,” ujar Ustad Fawaid.
Acara yang berlangsung dari Maghrib hingga Isya ini diakhiri dengan shakat Isya’ berjamaah yang langsung dipimpinnya.
Kajian ini diharapkan bisa menjadi momentum penting bagi jamaah untuk semakin memperkuat keimanan dan mengamalkan ajaran Islam dengan landasan tauhid yang kokoh.
Editor: Muchamad Arifin